Traveling To SR Jember Part 4 : Menikmati Keindahan Air Terjun Kali Pahit
August 24, 2017
TRAVEL
& ADVENTURE
MY JOB MY ADVENTURE
TRIP
TO SEDEKAH ROMBONGAN JEMBER, REK...
PART #4 – DAY 4
AIR
TERJUN KALI PAHIT
PADA HARI KE-EMPAT LIPUTAN, SEBENARNYA KAMI BERENCANA UNTUK MENDAKI
KAWAH IJEN UNTUK MELIHAT API BIRU LEGENDARIS YANG KONON CUMA ADA DUA DI DUNIA
INI.
Tapi akhirnya niat itu kami urungkan. Selain karena trauma yang menimpa sya dan shinta akibat perjalanan naik-naik ke puncak gunung pada hari sebelumnya (halah!), persiapan kami bisa dibilang kurang memadai. Diantara kami bertiga, hanya saya yang bawa sepatu khusus untuk mendaki. Tapi diantara kami bertiga juga, hanya saya yang nggak bawa carrier bag. Minim baget! Kondisi boy yang baru aja sehat juga jadi pertimbangan kenapa kami memutuskan nggak jadi mendaki.
Tapi sebagai gantinya, kami tetap
mlipir ke tempat-tempat wisata di
seputaran Kawah Ijen, Bondowoso, Jawa Timur, sembari menuju ke tempat tujuan
utama kami yaitu mengunjungi kediaman beberapa Pasien Dampingan Sedekah
Rombongan. Oh, ya, dari rangkaian kisah perjalanan liputan yang ternyata
ceritanya bisa jadi banyak part ini, entah kenapa saya paling excited menulis
part ini... *sambil senyum. Oke, langsung aja ke cerita hari ke-empat ini...
PAGI
ITU... *SEBENERNYA NGGAK PAGI-PAGI BANGET SIH.
(BAHKAN
DI SANA KAMI SELALU BANGUN SIANG KARENA TIDUR LARUT MALAM, LANTARAN AKTIVITAS
HARI SEBELUMNYA SELALU MELELAHKAN.)
Setelah sarapan di warung
biasanya, saya, boy, shinta, ditambah vian (admin) dan ikram (driver), serta Cio (mobil ambulans), berangkat
ke Bondowoso. Kami mampir ke rumah Kak Yudha, ngampirin sih ceritanya.
Sesampainya di sana, kami inisiatif untuk membawa MTSR Motor, atau Motor Tempur
Sedekah Rombongan. Jadilah, para pilot bertukar tempat, Ikram yang tadi membawa
Cio, jadi menunggangi motor tempur. Sedang Kak Yudha menggantikan Ikram. Setelah
jajan amunisi, snack, buah dan minuman, berangkatlah kami...
Di perjalanan sebelum jalanan
mulai menanjak, Kak Yudha menawarkan kepada kami ladies-ladies siapa yang mau
bonceng motor tempur. Kata Kak Yudha, kalo’ naik motor tempur bisa nurunin
berat badan barang sekilo, dua kilo, sekali naik. Iming-iming Kak Yudha mempan
juga, Shinta akhirnya ikutan bonceng naik motor tempur. Kalo’ saya sih antara
oke dan ogah, mupeng banget pengen naik motor tempur, tapi ogah juga lantaran
ukuran bokong saya yang tergolong jumbo itu pasti nggak nyaman bonceng motor
jenis trail itu. Sayangnya, Shinta harus turun dan masuk lagi ke mobil tanggap
karena hujan mulai turun.
DALAM PERJALANAN KE KAWAH IJEN ATAU KAWAH WURUNG, KITA AKAN MELEWATI KECAMATAN
SEMPOL...
Bagi saya pribadi, Kecamatan
Sempol ini cukup menarik, terutama dari segi visual. Kami melewati jalan utama,
sepanjang jalan kanan-kiri terdiri dari kantor, instansi, dan rumah-rumah
penduduk berjajar rapi. Uniknya, rumah-rumah desainnya khas dan hampir seragam.
Di halaman setiap halaman bangunan, ditanami buah, bunga, dan sayuran yang
jenisnya cocok hidup di ketinggian, seperti kol, kubis, strawberry, atau daun
loncang. Suhu di sana cukup rendah, dingin.
Suasananya seperti di luar
negeri (halah, kayak udah pernah ke luar negeri aja...)
KEBUN
KALISAT JAMPIT
Di Kecamatan Sempol, ada
sebuah kebun bersama yang diberi nama Kebun Kalisat Jampit. Kebun ini dikelola
oleh mayoritas istri karyawan perusahaan perkebunan di sana. Ada sebuah
bangunan utama yang multifungsi, di samping kanan bangunan utama ada bangunan
yang lebih kecil (tempat saya berfoto). Tanaman yang ditanam di sana macam-macam,
mulai dari tanaman obat keluarga atau toga, sayur-sayuran seperti kol, kubis,
wortel, buah-buahan seperti strawberry, hingga bunga-bungaan, bahkan ada kolam
ikan di bagian belakangnya.
Jujur aja, saya kayak orang
kota banget yang nggak pernah lihat tanaman-tanaman itu. Pas disana, pengennya
foto dimana-mana. Sungguh norak sekali, hahaha... Saya sempet bertemu
pengelolanya, ternyata beliau sudah tak asing lagi dengan Sedekah Rombongan,
terutama dengan Kak Yudha. Saya diperbolehkan foto, hingga menjelajah sampai
bagian belakang. Saat itu, Kebun Kalisat Jampit sedang mempersiapkan lomba
tingkat nasional, beberapa orang terlihat sibuk menata kebun.
Kami melanjutkan perjalanan,
kami pun sempat berhenti di pinggiran hutan yang dihiasi aksen bunga-bunga
berwarna kuning di sepanjang jalanannya. Kami turun untuk memotret mobil
tanggap dan motor tempur.
#
BERHENTI SEJENAK DI AIR
TERJUN BELERANG
My Team My Adventure!
AIR TERJUN KALI PAHIT LOKASINYA ADA DI DESA KALIANYAR, KECAMATAN SEMPOL, KABUPATEN BONDOWOSO, JAWA TIMUR, DEKAT POSKO PERTAMA SEBELUM MASUK KAWAH IJEN. JIKA MELEWATINYA, BERHENTILAH SEJENAK UNTUK MENYAKSIKAN JERAM YANG AIRNYA BERWARNA KEHIJAUAN INI...
Warna air yang berbeda ini
disebabkan oleh banyaknya kandungan belerang yang berasal dari rembesan Danau
Kawah Ijen –yang juga mengandung banyak belerang. Maka dari itu, air di sana
rasanya juga pahit –pun nama sungai dan air terjun ini lantas disebut dengan
Kali Pahit (Sungai Pahit) dan Air Terjun Kali Pahit. Aroma belerang pun
tercium, kadang samar, kadang tajam...
Berbeda dengan air terjun
yang biasanya tegak lurus, air terjun mungil ini bentuknya landai. Air mengalir
deras sepanjang bebatuan vulkanik alami yang bentuknya memanjang. Pada bagian
bawah terbentuk buih-buih berwarna putih yang disebabkan oleh kadar keasaman
belerang yang tinggi. Buih-buih seperti salju itu menutupi hampir semua
permukaan air. Kawasan ini dikelilingi oleh pohon-pohon pinus rindang yang menambah
keindahan panorama alam. Minusnya, banyak tangan-tangan tak bertanggung jawab
mengukir vandalisme di bebatuan di sana... Sayang sekali...
KEPALANG
TANGGUNG. SUDAH JAUH-JAUH SAMPAI DI SANA, RUGI RASANYA JIKA KITA MELEWATKAN
KEINDAHAN AIR TERJUN KALI PAHIT.
Kami pun berhenti dan turun
ke sana, Motor Tempur kami turunkan juga –sekalian mengambil stok foto untuk
majalah. Kami nggak lama sih di sana, karena beberapa menit kemudian hujan
turun lumayan deras. Untungnya kami sempat mengabadikan foto dan video motor
tempur, sebelum kembali ke tempat Cio (dia diparkir di pinggir jalan sebelum
masuk kawasan air terjun). Kami jadi lumayan basah karena kehujanan. Kalau
nggak hujan, mungkin kami bakal naik ke bagian atas air terjun. Konon
pemandangannya juga nggak kalah menarik dan cocok untuk foto-foto. Sayang,
waktu kami pun juga terbatas...
Map Air Terjun Kali Pahit
[Map]
Cio kembali meluncur
menyusuri jalanan diantara hutan dan perkebunan. Destinasi kami selanjutnya
adalah Kawah Wurung...
#
Haduh~ tulisan segini banyak
tapi ternyata belum cukup untuk menutup cerita perjalanan liputan saya.
Terbukti! Ternyata saya orangnya suka menyampah kata-kata, haha! Terpaksa saya
sambung (lagi) di part berikutnya yah...
‒ Teks by :: Nisya Rifiani /
Juni 2017 ‒
:: Please don’t copy any
materials in this blog without permission ::
0 comments