Istana Siak Sri Indrapura, Melihat Tempat Tinggal Sultan dari Dekat
May 19, 2018
TRAVEL
AND ADVENTURE
ISTANA SIAK SRI INDRAPURA
PENINGGALAN KERAJAAN ISLAM-MELAYU DI RIAU
PENINGGALAN KERAJAAN ISLAM-MELAYU DI RIAU
ISTANA SIAK SRI INDRAPURA merupakan salah satu ikon sejarah di Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Istana megah ini dikenal pula dengan nama Istana Asserayah Hasyimiah atau Istana Matahari Timur. Kesultanan Siak Sri Indrapura ini merupakan Kerajaan Islam-Melayu terbesar di Riau pada abad ke-16 silam. Istana ini adalah kediaman resmi Sultan Siak, dibangun pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim, tahun 1889.
Istana SIAK SRI INDRAPURA menampilkan sejuta warna ceria dengan sekelumit warisan cantik persembahan Bumi Lancang Kuning. Istana ini menyimpan sejarah dan kenangan Sultan Syarif Kasim II (Sultan Terakhir Kesultanan Siak Sri Indrapura), selama masa kepemimpinan 1915–1949. Barang-barang peninggalan milik Sultan kini dapat disaksikan oleh pengunjung umum karena semua dirawat dengan baik hingga saat ini.
Kesultanan SIAK SRI INDRAPURA adalah
kesultanan pertama yang bergabung dengan NKRI. Sultan Syarif Kasim II pun turut
menyumbang kekayaannya untuk membangun NKRI, ‒yang saat itu di bawah
pemerintahan Presiden Soekarno. Pemerintah RI kemudian memberikan gelar
Pahlawan Nasional RI kepada Sultan Syarif Kasim II, melalui Kepres No.
109/TK/1998.
“HALAMAN ISTANA MENYAMBUT PENGUNJUNG
DENGAN TAMAN YANG RAPI DAN CANTIK, DELAPAN MERIAM DILETAKKAN DI BERBAGAI SISI
HALAMAN ISTANA. BANGUNAN ISTANA BERCAT PUTIH ITU BEGITU MEGAH, ARSITEKTURNYA
BERCORAK MELAYU, ARAB, DAN EROPA. PUNCAK BANGUNAN ISTANA DIHIASI ENAM PATUNG
BURUNG ELANG, YANG MERUPAKAN LAMBANG KEBERANIAN ISTANA. KESAN MEWAH MEWARNAI
AREA DALAM ISTANA.”
Terdapat diorama sultan dan para menterinya saat berada di ruangan Istana
SIAK SRI INDRAPURA. Ruangan-ruangan
lain dipenuhi dengan bermacam pernak-pernik dan berbagai benda koleksi kerajaan.
Peninggalan yang memiliki nilai sejarah tinggi itu tertata apik. Cermin,
perkakas rumah, dan koleksi foto-foto raja, masih banyak lagi. Kompleks istana ini
terdiri dari 4 istana yaitu Istana Siak, Istana Lima, Istana Padjang, dan
Istana Baroe.
Saat ini istana SIAK SRI INDRAPURA yang dapat dimasuki yaitu Istana Siak, yang terdiri dari dua lantai. Lantai bawah terbagi menjadi enam ruangan. Tentu ada tangga untuk menuju ke atas, nah uniknya dua tangga melingkar berwarna kuning dan merah bata itu menjadi salah satu spot unik yang instagenik. Lantai atas terbagi menjadi sembilan ruangan, yang berfungsi sebagai ruang istirahat bagi sultan, keluarga, dan para tamunya.
Saat ini istana SIAK SRI INDRAPURA yang dapat dimasuki yaitu Istana Siak, yang terdiri dari dua lantai. Lantai bawah terbagi menjadi enam ruangan. Tentu ada tangga untuk menuju ke atas, nah uniknya dua tangga melingkar berwarna kuning dan merah bata itu menjadi salah satu spot unik yang instagenik. Lantai atas terbagi menjadi sembilan ruangan, yang berfungsi sebagai ruang istirahat bagi sultan, keluarga, dan para tamunya.
Di Istana, terdapat (sejenis) gramofon antik dari Jerman, namanya Komet. Jumlahnya hanya ada dua di dunia, di Jerman dan di Istana Siak yang dibawa oleh Sultan Siak XI tahun 1898 dari lawatannya ke Eropa. Sumber musik berasal dari piringan baja berbentuk lingkaran. Untuk memainkan musik instrumen klasik tersebut, piringan harus diputar secara manual. Beruntung, ketika saya berkunjung ke sana, petugas istana bersedia memutar Komet. Saya pun bisa mendengar alunan musik klasik dari Komet.
Tak jauh dari Istana, terdapat Kompleks Makam Pahlawan Nasional Sultan Syarif Kasim II, ‒beserta Keluarga Kesultanan, lokasinya hanya berjarak kira-kira 300 meter. Jika berkunjung ke istana ini, sempatkan untuk berziarah ke makam. Di samping makam terdapat Komplek Masjid Raya Syahabuddin, bangunannya unik dengan kubah masjid yang besar di atasnya. Masjid ini berada tepat di samping Sungai Siak, sungai terdalam di Indonesia. Konon, dahulu masjid ini merupakan pusat Dakwah Islam di Siak
Jl. Sultan
Syarif Kasim, Kp. Dalam, Kab. Siak, Prov. Riau.
[ Map ]
Istana SIAK SRI INDRAPURA berada di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, tepatnya di Kota Siak Sri Indrapura. Dari Kota Pekanbaru, Riau, kita harus menempuh perjalanan selama kurang lebih dua hingga tiga jam perjalanan. Jalan menuju ke sana memang penuh dengan kelokan, bergelombang, kadang bergeronjal. Pemandangan di kanan-kiri jalan didominasi dengan perkebunan kelapa sawit. Memasuki Kabupaten Siak, kita dapat melalui Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah, atau dikenal juga dengan nama Jembatan Siak, yang indah membentang di atas Sungai Siak. Tata kota di kabupaten ini begitu rapi dan bersih. Dari gerbang Kota Siak, Istana Siak hanya berjarak sepuluh hingga limas belas manit perjalanan.
‒ Teks by : Nisya Rifiani / Mei 2018 ‒
‒ Foto by : Nisya Rifiani & Boy Adisakti ‒
:: Please don’t copy any materials in this blog without permission ::
24 comments
Lokasinya bersih ya, istana yang megah...
ReplyDeleteBersih banget.. Nggak cuma di lingkungan istana, di kota nya pun bersih sekali...
DeleteWah udah sampai di Riau atau orang Riau mbk. Istana Siak memang indah ya mbk. Gak bosan kalau aku mah berkali-kali kesana. Btw, makasih sharingnya mbk. Salam, muthihauradotcom
ReplyDeleteAku orang jawa kak, alhamdulillah sudah pernah nginjek tanah riau. Iya, istananya bagus dan bersih banget... :)
Deletekemarin ke madura sekarang ke siak, wah berkelana
ReplyDeleteHehehe, iya mbak, tapi ini jedanya cukup panjang kok mbak...
Deletewaah keren banget siih jalan-jalan ke tempat cakep terus :)
ReplyDeleteAlhamdulillah mak yo.. Ini yang diaplot yg cakep-cakep, padahal ada juga perjalanan ke tempat kumuh, pelosok desa, hutan belantara... hehehe..
DeleteWah, asyik ya mb berkesempatan mengunjungi berbagai tempat untuk melihat dari dekat peninggalan budayanya..😍😍
ReplyDeleteIya, alhamdulillah, ini aku nggak nyangka bakal diajak ke sini...
DeleteWah senangnya ke tempat tinggal sultan. Aku belum pernah ke Riau nih, semoga kelak berkesempatan
ReplyDeleteIya sayangnya nggak keliling di tempat wisata di sekitar sini, pas perjalanan dinas sih. Kalau Mak Dian ke Siak, jangan lewatkan berkunjung ke tempat wisata lainnya yaa... :)
DeleteNama gramofonnya kok lucu ya, Komet. Apa karena dia gerakannya muter-muter ya, kayak komet yang muterin tata surya. Hehe
ReplyDeleteEnggak tau sih kenapa dinamakan "Komet"
DeleteKalau gerakan piringan bajanya sih, emang muter, hehe
anakku yang besar pasti seneng wisata ke tempat macam istana begini, hobby benerr belajar sejarah dan budaya. Sipp, langsung masuk daftar kunjungan wisata. Bismillah bisa sampai tanah Riau suatu saat nanti
ReplyDeleteAmin.. Semoga bisa sampai Siak ya, bund..
DeleteWah hobby-nya unik ya... Di sekitar istana ini juga ada beberapa tempat bersejarah lain, so jangan lewatkan pas ke sana
Keren nih mak, riau ternyata banyak tempat yang instagramable yak, halaman istananya kayak di India hehehehe sotoy padahal belum pernah ke India
ReplyDeleteHo'oh mak, kayak istana india *padahal aku yo rung tau nang india. Taman-tamannya terawat banget, bisa buat nyanyi plus joget-joget, bikin video klip bollywood... :D
DeleteWaaa serunyaaa menjelajah Riau, jadi pengin ke sanaaa. Nuansa Melayunya masih kental yaa. Sempat icip rendang Riau ga Nisy?
ReplyDeletePas ke Riau, aku hanya ke pekanbaru, pelalawan, diak. Oya, sempet makan ke restoran melayu gitu sih, masakannya mirip masakan padang gitu. Tapi kalau rendang yang khas riau belom pernah coba (atau aku yang nggak tau perbedaannya, ya)
DeleteAku pernah ke Riau tapi ke Dumai nya. Tapi utk kondangan jadi cuma sediluk thok.
ReplyDeleteOia, yang sejenis gramofon, berarti benda yng sangat berharga tuh, lha jumlahnya hanya ada dua di dunia.
Aku malah belum sampe dumai nih mak rie, waktu ke riau juga pas tugas negara jadi wisatanya juga tipis-tipis..
DeleteIya, makanya gramofonnya dijaga baik-baik...
Wah isinya heritage bgt y Mb. Pecinta sejarah pasti suka deh. Jd pingin kesana jg 😎
ReplyDeleteKalau di jogja itu kayak kraton jogja gitu. Dan tempatnya bersih terawat bgt, masuk nggak boleh pake alas kaki...
Delete