Sepenggal Kisah dari Emeyodere, Potret Pendidikan Muslim Kokoda di Pesisir Papua
May 29, 2018
TRAVEL AND ADVENTURE
SEPENGGAL KISAH DARI EMEYODERE,
POTRET PENDIDIKAN MUSLIM KOKODA DI PESISIR PAPUA
POTRET PENDIDIKAN MUSLIM KOKODA DI PESISIR PAPUA
Sore itu, senja muda mulai merangkul angkasa.
Jingga memang belum nampak, tetapi guratannya muncul malu-malu. Saya, bersama shinta, ‒partner reporter, menginjakkan kaki di sebuah kawasan di Klasabi, Sorong Manoi. Kawasan ini dikenal sebagai tempat bermukim Suku Kokoda, ‒salah satu suku yang berasal dari daerah asli Papua.
Tanah fudsolik kuning-merah mendominasi hamparan pijakan tempat kami berdiri. Ketika menyapukan pandangan terlihat sungai dengan air yang tenang, hutan bakau menjadi latar panoramanya. EMEYODERE, berdiri kokoh di atas bentang perairan itu...
Dalam perjalanan liputan ke Kota Sorong, Papua Barat, saya mengunjungi EMEYODERE. Sebuah Lembaga Pendidikan /
Yayasan Islam yang terdiri dari sekolah dasar dan sekolah menengah pertama, sekaligus
pondok pesantren dan/atau panti asuhan. Emeyodere memang berfokus pada
pendidikan Muslim Papua, yang mengusung visi “Memajukan Pendidikan Muslim Papua”.
Lokasi Kompleks Emeyodere ada di Jl. Kanal Victori Pantai Km. 10, Kota Sorong,
Papua Barat. Tempat yang kami kunjungi ini tidak jauh dari pusat
Kota Sorong, masih bisa
ditempuh dengan kendaraan darat roda dua dan/atau empat dengan jarak tempuh
kurang dari dua puluh menit.
EMEYODERE berdiri di tepi kali, bukan di
bantarannya ya melainkan tepat di atas sungainya. Rimbun hutan bakau terlihat
di sekeliling kompleks, konon pohon-pohon itu sengaja ditanam untuk menghalau arus
sungai yang deras. Jadi itulah sebabnya air di kompleks ini begitu tenang. Di Kompleks
Emeyodere terdapat gedung sekolah, asrama putra, dan asrama putri. Mereka tidak
punya lapangan sekolah, maka dari itu mereka jarang sekali melakukan upacara
bendera di hari Senin. Pada bagian depan berdiri Masjid At-Tarbiyah, baru saja
selesai dibangun. Masjid yang dapat menampung seratusan jamaah ini menjadi
pusat kegiatan keagamaan, baik oleh warga sekolah/ponpes/panti asuhan, maupun
warga masyarakat.
Bersama seorang ustazah yang mengajar di EMEYODERE, saya berkeliling
menyusuri sudut-sudut sekolah dan asrama...
Bangunan yang terlihat di belakang mereka adalah deretan kelas-kelas di EMEYODERE. Fisiknya sederhana, hampir
semua bagian terbuat dari kayu, mulai dari lantai, dinding, hingga tiang
penyangga. Menilik ke dalamnya, isinya kurang lebih sama dengan ruang kelas pada
umumnya. Bangku-bangku kayu untuk guru dan murid, papan tulis, serta berbagai
macam dekorasi ruangan dan dinding. Seperti Bendera Merah Putih, lambang Garuda
Pancasila, poster Presiden dan Wakil Presiden, dan poster dan dekorasi lainnya yang
mempercantik penampilan
ruangan.
LANTUNAN AYAT-AYAT AL-QURAN MENGALUN
DARI SALAH SATU RUANG
KELAS, PADAHAL SAAT ITU JAM BELAJAR SUDAH USAI. KETIKA
MENENGOK KE DALAM, TERLIHAT
ANAK-ANAK PEREMPUAN SEDANG MENGAJI.
Kegiatan mengaji memang menjadi agenda rutin meski tidak dilaksanakan
setiap hari. Selain mengaji, agenda sore hari diisi dengan beberapa macam
kegiatan seperti les sekolah dan ekstrakulikuler (di lain hari). Khusus untuk
kegiatan mengaji ini, mereka mengalihkan meja-meja dan kursi-kursi di dalam
ruangan, dan duduk bersila di lantai. Usai mengaji, mereka kembali ke asrama
dan mempersiapkan kegiatan selanjutnya. Anak-anak di sana sopan sekali, satu
persatu mereka meraih tangan saya dan menyalami tangan saya. Malah beberapa ada
yang mencium tangan saya, Subhanallah!
TEMPAT SAYA BERDIRI ADALAH SEBUAH
JEMBATAN DAN GERBANG KAYU SEDERHANA YANG MENGHUBUNGKAN GEDUNG SEKOLAH DAN
ASRAMA. YANG SAYA BINGUNG, ENTAH KENAPA HARUS DIBANGUN “GERBANG” DI SITU. ADA SENSASI TERSENDIRI KETIKA MENYEBRANGI JEMBATAN INI. JUJUR, SAYA
AGAK TAKUT-TAKUT KALAU JEMBATANNYA AMBROL KARENA NGGAK KUAT MENAHAN BEBAN HIDUP
TUBUH SAYA . KARENA PAS NYEBRANG TU RASANYA HIYUG-HIYUG (BACA: GOYANG-GOYANG). SAYA
MAKIN GROGI KARENA DI BAWAH SANA HANYA ADA AIR. SEMPET DEG-DEGAN JUGA PAS KAKI
KESANDUNG, UNTUNGNYA NGGAK JATUH. ALHAMDULILLAH, BERHASIL NYEBRANG, BOLAK-BALIK
PULA...
EMEYODERE didirikan oleh Tokoh Kokoda Muslim,
Bapak Ismail Agia. Suku Kokoda adalah salah satu suku yang berasal dari daerah
asli Papua. Kata “Emeyodere” sendiri berasal dari Bahasa Kokoda, yakni kata
seruan untuk mengajak. “Eme” artinya “Ayo” dan “Yodere” artinya “Segera”. Jadi,
“emeyodere” berarti suatu ajakan untuk segera melangkah ke arah yang lebih
baik, khususnya pada bidang pendidikan. Pada kemunculannya, lembaga ini hadir
untuk Muslim Papua (Kokoda), namun pada perjalanannya tidak terbatas hanya
untuk warga Kokoda atau Muslim Papua. Semua orang bisa bergabung meski tidak
berasal dari Papua.
Jenjang pendidikan di EMEYODERE terdiri
dari MI (setara SD) dan MTS (setara SMP). Aktivitas sekolah sudah sesuai dengan
masing-masing satuan pendidikan. Selain sekolah, lembaga ini mengusung konsep
pondok pesantren dan/atau panti asuhan. Santri / anak asuh berasal dari
anak-anak yatim, piatu, yatim piatu, dan kurang mampu. Mereka yang tinggal di
asrama, sehari-harinya wajib mengikuti kegiatan keagamaan yang diselenggarakan
oleh Emeyodere. Ada 26 santri putra dan 20 santri putri yang tinggal di asrama.
Kegiatan santri dimulai sejak pagi hari, sholat berjamaah dan hafalan
surat-surat Al-Quran pantang dilewatkan. Semua santri bersekolah, dan kegiatan
keagamaan dilanjutkan seusai sekolah.
Pengurus asrama juga tinggal bersama para santri. Setiap hari, pengurus
dibantu santri secara bergiliran (piket) mempersiapkan kebutuhan santri seperti
sarapan, dan membersihkan asrama. Beruntungnya, saya dapat berbincang dengan
pengurus dan santri putri di sana. Ketika saya tanya dari mana daerah asal,
mereka bersahutan menjawab. Ternyata, mayoritas berasal dari Kokoda dan Misol (Raja
Ampat). Anak-anak yang saya temui sangat aktif dan bersemangat, meski
adakalanya surut kala menuntut ilmu namun itu merupakan suatu kewajaran. Tak
lama mereka pun kembali ceria...
Senang sekali bisa mengunjungi mereka semua, di tengah keadaan mereka yang
serba kekurangan, mereka tetap semangat belajar. Sejatinya pendidikan perlu
mendapatkan perhatian khusus dari semua kalangan, baik pemangku kebijakan, instansi
pendidikan, maupun masyarakat sendiri. Banyak hal yang patut diperbaiki dari
pendidikan di timur Indonesia, termasuk di Papua. Bukan hanya soal akses, sarana,
dan prasarana pendidikan, tetapi juga tenaga pengajar dan minat siswa dan orang
tua akan pendidikan.
Asrama Pondok Pesantren dan Panti Asuhan EMEYODERE.
Jl. Kanal Victori Pantai, Klasabi, Sorong Manoi, Kota Sorong, Papua Barat.
‒ Teks oleh : Nisya Rifiani / Mei 2018 ‒
‒ Dokumentasi Foto oleh : Shinta Wuri Handayani ‒
:: Don’t copy any materials in this blog without permission ::
26 comments
Wah keren. Kunjungannya berkesan sekali ya mbak. Saya bermimpi bisa injak kaki di tanah Papua juga. Semoga suatu saat terealisasi 😍
ReplyDeleteIya, banyak hal-hal baru... Semoga mb riana segera bisa ke sana :)
DeleteMnatap, jejak liputannya sudah sampai ke Kota Sorong.
ReplyDeletePondok Pesantren dan Panti Asuhan EMEYODERE, sesuai dengan makna dibalik “emeyodere” yang berarti suatu ajakan untuk segera melangkah ke arah yang lebih baik. SEmoga santriwati dan santriwannya menjadi generasi yang paripurna, sholeh/sholehah dan cerdas.
Hehehe, iya mak, liputan paling jauh...
DeleteAminn, santrinya pinter2 juga mb, hafalannya juga bagus...
Terharu bacanya... Semoga saudara2 kita di sana tetap semangat dan istiqomah di tengah keterbatasan kondisi yang ada... Aamiin..
ReplyDeleteAmin.. Dari cerita pengelolanya, mereka juga sering dapat bantuan dari donatur...
DeleteTrus, ditanyain gak mbak, itu pintu gerbang di tengah jembatan kayu itu fungsinya utk apa? Kali ada fungsi khusus gitu buat apaan :D
ReplyDeleteAku nggak nanya, hahaha, itu kayaknya buat sekat antara area sekolah dan area asrama
Deletesemangat sekali adik-adiknya belajar. Semoga pembangunan tambah merata ya
ReplyDeleteIya kak, walaupun di pedalaman tetap semangat!!!
DeleteWow sudah sampai Papua. Anyway aku baru tahu ada muslim Papua. Semoga makin meningkat ya kebaikan yang bisa diberikan oleh anak-anak dan alumni dari sekolah ini
ReplyDeleteIya, pertengahan semester pertama aku ke papua, makdi. kalau muslim, di sana cukup banyak kok mak... :)
DeleteSama sekali tidak menyangka di sana (kota Sorong) ada sekolah dengan basic pondok pesantren. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan keridhaan dan kemudahan untuk para ustadz, ustadzah, dan semua santri dalam menjalankan aktivitas sehari-hari sesuai dengan visi misi lembaga, serta kelak dikumpulkan di jannahNya. Aamiin.
ReplyDeleteKalau memang dicari ada beberapa kok mak. Aku sempat mengunjungi 2 tempat, yang ini sekolah/pesantren, ada satu lagi panti asuhan anak khusus muslim.
DeleteMasya Allah
ReplyDeleteMerinding bacanyaaaa
Perjuangan banget pastinya yaaa mb
Membangun pondok di tengah keterbatasan yang ada
Perjuangannya luar biasa banget mb.. Anak-anak ada yang berasal dari daerah yang jauh. Perjuangan pengelolanya pun nggak main-main...
DeleteMerindinnggg bacanyaa, betapa kita kurang bersyukur kayak apa tinggal di Pulau Jawa ya Nisy. semoga pembangunan dan sarana pendidikan bisa merata sampai ke Papua ya. aamiinn
ReplyDeleteBetul banget manda. Di Jawa, terutama di kota, fasilitas pendidikan sangat memadai.
DeleteSmg selalu dijaga sekolah2 spt ini ya Mbak.. hingga generasi bngsa memiliki moral moral yg baik
ReplyDeleteBetul. Semoga dapet perhatian dari masyarakat maupun pemerintah..
DeleteTerharu bacanya. Baru tahu di Papua sana ada ponpes. Hidup di atas air, entah bagaimana rasanya. Kalau saya sih pasti takut.
ReplyDeleteSemoga santri di Emeyodere terus semangat belajar dan menjadi generasi penerus Islam yang hebat.
Adaa. Kalau ponpes, ada kalau memang mau nyari. Hidup di atas air adem mak, wkwkwk... tapi nyamuknya gila sih, harus sering-sering oles-oles lotion nyamuk
DeleteDuh jadi kangen aku ke Sorong wuaaaa envy
ReplyDeleteAyo mrono meneh, tapi nang raja ampat, btw karena aku emoh selain yang wisata2 hehehe
DeleteEh, beneran lho Mbak, aku baru tau kalo di Papua juga ada pondok pesantren. Semoga makin berkembang lagi deh :D
ReplyDeleteDi sana ada muslim papua, pondok pesantren pun ada, walaupun bukan mayoritas...
Delete