Rupa-Rupa Seni Rupa di Indonesian Visual Art Archive (IVAA)
February 23, 2019
TRAVEL AND ADVENTURE
JOGJAKARTA
RUPA-RUPA SENI RUPA DI INDONESIAN VISUAL ART ARCHIVE (IVAA)
Jika kamu tertarik dengan seni rupa, INDONESIAN VISUAL ART ARCHIVE (IVAA) adalah tempat yang wajib kamu kunjungi.Tapi, seperti apa sih IVAA??? Penasaran kan... Kita simak saja review singkatnya berikut ini...
INDONESIAN VISUAL ART ARCHIVE (IVAA) merupakan transformasi dari YAYASAN CEMETI, −yang telah berdiri pada tahun 1995. Yayasan Cemeti muncul ketika seni rupa semakin menjadi suatu bidang pengetahuan dan praktik social dalam masyarakat. IVAA kemudian menjadi ruang komunitas seni rupa yang merupakan ‘legacy’ dari tradisi sanggar/ruang alternatif/kantung budaya, −yang selama ini menjadi sector penggerak utama dalam dunia seni di Jogja, pada khususnya.
Seiring dengan berjalannya waktu, INDONESIAN VISUAL ART ARCHIVE (IVAA) berhasil memantapkan posisinya dalam dunia seni kontemporer Indonesia. Wilayah kerjanya meliputi dokumentasi, penelitian, kepustakaan, dan pengelolaan kelas belajar seni, serta mempromosikan eksplorasi artistik. IVAA telah menjadi think-thank, atau labolatorium kreatif yang mendukung pengembangan wilayah seni visual dan kontemporer. Arsip seni visual adalah salah satu cara untuk berefleksi, menganalisa, dan menerjemahkan perubahan sosial.
“Rumah” INDONESIAN VISUAL ART ARCHIVE (IVAA) sangat nyaman, dengan desain arsitektur kontemporer yang unik dan dilengkapi dengan fasilitas yang meliputi ruang kantor, ruang dokumentasi, ruang kelas, perpustakaan, dan panggung kecil di ruang baca. IVAA menyimpan sejumlah besar arsip seni rupa di Indonesia. Arsip tersebut terdiri dari rekaman fotografis dan audio visual yang mencakup arsip pribadi, dokumen langka, dan rekaman praktek senirupa. Sejak awal berdiri, IVAA telah mengoleksi dan mengelola lebih dari 18.000 arsip.
INDONESIAN VISUAL ART ARCHIVE (IVAA) sudah
memulai digitalisasi arsipnya sejak tahun 2008. Selain itu, mereka juga mengembangkan
kemitraan dengan seniman, inisiatif seni, dan kolektor seni di Indonesia untuk membangun
arsip seni visual. Arsip koleksi mereka kini bisa kita akses secara on-line
di http://ivaa-online.web. “Dengan melakukan digitalisasi arsip,
dan mengunggahnya ke internet menyebabkan penambahan yang signifikan misalnya dalam
jumlah kunjungan para peneliti local dan asing yang semakin meningkat,” kata Farah
Wardani, Pegiat di IVAA.
INDONESIAN VISUAL ART ARCHIVE (IVAA) mempunyai sejumlah program. Pertama, penerbitan (publication), IVAA menerbitkan buku dan artikel yang merupakan kelanjutan program penelitian dan saat ini juga dipublikasikan di websites mereka. Kedua, seminar dan pelatihan (workshop), merupakan salah satu media pertukaran informasi dalam bentuk diskusi, dan presentasi oleh pegiat seni dan seniman. Ketiga, penelitian (research), IVAA menyelenggarakan riset dengan berbagai tema terkait dengan permasalahan yang terjadi dalam kebudayaan kontemporer.
Keempat, pameran arsip (archive exhibition), merupakan salah satu pemberdayaan arsip untuk kepentingan edukasi publik. Kelima, pertukaran penelitian (exchange program), INDONESIAN VISUAL ART ARCHIVE (IVAA) aktif menjadi host institution dari beberapa peneliti dan menjadi institusi yang melakukan inisiasi program pertukaran peneliti. Keenam, jaringan arsip (arhive network), IVAA mencoba mengembangkan jaringan dan kemitraan dengan institusi arsip lainnya di dalam maupun di luar negeri.
INDONESIAN VISUAL ART ARCHIVE (IVAA) adalah salah satu dari sedikit institusi penelitian di Indonesia yang peduli dengan system pendokumentasian, pendidikan, dan pengembangan. Memasuki usianya yang ke-17 lembaga nirlaba ini terus konsisten sebagai salah satu aktifis rupa-rupa seni rupa di Indonesia. Mari berkunjung ke rumah IVAA yang ada di Gg. Hiperkes Kp. Dipowinatan 188A/B RT.14/RW.03 Keparakan, Mergangsang, Yogyakarta, 55152. Buka dari hari senin hingga jumat pada jam kerja.
INDONESIAN VISUAL ART ARCHIVE (IVAA)
Gang Hiperkes Kp. Dipowinatan 188A/B RT.14/RW.03 Keparakan, Mergangsang, Yogyakarta, 55152.
Buka dari hari senin hingga jumat pada jam kerja.
[ Map ]
#
Sebagian artikel ini telah dipublikasikan di Tabloid Remaja BIAS – Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi DIY Edisi 5 Tahun XVII/2012. Dipublikasikan kembali dengan beberapa perubahan yang telah disesuaikan.
‒ Teks : NISYA RIFIANI / Oktober 2018 ‒
Foto : Websites Indonesian Visual Art Archive
:: Don’t copy any materials in this blog without permission ::
22 comments
Keren. Nirlaba tetapi berkomitmen ya Mbak. Rumah IVAA terbuka untuk umum?
ReplyDeleteTerbuka buat umum mbak...
DeleteMau tahu dong,itu ada seminar dan workshop tentang apa? Bisa dikunjungi oleh siapa saja?
ReplyDeleteSeminar dan workshopnya biasanya tentang seni rupa.
DeleteTempatnya boleh dikunjungi oleh umum mbak...
baru tahu ya ada organisasi nirlaba di Yogyakarta yang mengurusi soal sistem pendokumentasian, dan udah 17 tahun pula. bisa berkunjung sekali-sekali lah ke sana
ReplyDeleteKeren ya mbak, sadar literasi, sekarang bahkan didigitalisasi...
DeleteWah, mau deh ke sini misal ada event-event seni apapun yang diselenggarakan.
ReplyDeleteNggo photoshoot yo apik va...
DeleteSering dengar soal IVAA dan dulu teman pernah kerja di sini juga, tapi saya blm pernah melipir malah.
ReplyDeleteKirain mba sasa tuh malah "nyeni" banget loh...:D
DeleteTerus terang saya baru dengar tentang IVAA. Mungkin karena hidup saya jauh dari hal-hal yang berbau seni rupa. Smeoga suatu saat bisa berkunjung kesana.
ReplyDeleteTempatnya memang nggak begitu populer, tapi cukup dikenal oleh kalangan seniman maupun pegiat seni, atau penggemar seni...
DeleteSaya juga baru tahu ada IVAA. Mungkin karena lokasinya jauh dari tempat tinggal saya, juga karena saya kurang update mengenai dunia seni rupa :D . Thanks for sharing, mba Nisya..
ReplyDeleteWah semoga tulisan ini bisa menambah wawasan ya mbak...
DeleteWah, menarik ini. Menjadi semacam wadah para pelaku seni rupa untuk melebarkan sayap ya..
ReplyDeleteSebenernya fokus untuk dokumentasi mbak. Tapi seniman sepertinya bisa juga gelar karya di sini...
DeleteSaya juga baru tahu tentang IVAA ini, buka senin-jum'at saja ya. kalau sabtu-minggu juga buka, bisa lebih ramai lagi kali ya.
ReplyDeleteSabtu setengah hari, minggu tutup. Aslinya bukan tempat rekreasi sih mbak, ini semacam kantor gitu
DeleteJadi ini merupakan semacam wadah untuk menampung hasil karya para seniman dan dipamerkan untuk khalayak ramai gitu ya mbak. Keren nih, pasti banyak inspirasi seni yang muncul disini 👏
ReplyDeleteEh bukan mba, ini cuma untuk dokumentasi publikasi biasanya (untuk lebih lengkapnya silakan datang aja). Kalau untuk gelar karya (pameran) sepertinya bisa juga..
DeleteAku juga baru tahu nih. Karya mereka diikutin pameran lainnya lagi kah?
ReplyDeleteBukan mba, jadi tempat ini fokus untuk dokumentasi publikasi seni rupa... bukan ruang gelar karya macam art space atau galeri seni...
Delete